Kamis, 18 Juni 2009

Desa Damit

Damit adalah nama sebuah desa yang ada di Kalimantan Selatan tepatnya di Kabupaten Tanah Laut Pelaihari. Disini belum terdapat kehidupan yang dapat menjamin suatu daerah yang dapat dikatakan maju, dari hasil pengamatan yang saya lakukan di daerah ini hanya berupa bendungan yang dikelilingi oleh beberapa anak pegunungan Meratus, bendungan ini hanya di gunakan untuk mengairi sawah- sawah yang ada di lembah-lembah di sekitar pegunungan.

Air di pegunungan ini termasuk air buffer. Air buffer adalah air yang tidak mudah tercampur dengan apapun. Air disekitar sini pun air basa karena memiliki pH 9 dengan kelembaban tanah 50% dengan suhu 28- 290C. Air disini sangat tidak cocok untuk diminum karena memiliki pH basa yang cukup tinggi makanya air daerah ini hanya bisa digunakan untuk mengairi sawah saja.

Bendungan ini memiliki banyak hewan maupun tumbuhan yang hidup di sini, hewan yang hidup disini berupa burung-burung, capung, ikan, belut, ular, udang, dan beberapa jenis hewan yang biasa hidup di air tawar. sedangkan tumbuhan yang ada disini berupa kangkung, teratai dan beberapa jenis rumput serta beberapa jenis pepohonan.

Lahan basah di Desa Damit ini dapat memperlambat atau menyimpan sementara air pada kondisi banjir. Kapasistas penyimpanan air banjir tergantung pula dengan kondisi pasang. Porsi lahan basah yang biasa menampung air pasang mungkin tidak akan sanggup lagi jika digunakan untuk menampung tambahan air dari banjir. Kemampuan vegetasi dilahan basah yang berfungsi memperlambat arus air dan menghambat sediment digabungkan dengan kemampuan lahan basah sebagai lahan serapan akan sangat menentukan keberhasilannya sebagai pelindung banjir. Dengan demikian perlu dikaji kemampuan sinkronisasinya pada saat puncak banjir untuk mereduksi kecepatan air dan volume air yang datang.

tugas mid

1.Buatlah model polusi lahan rawa pasang surut yang telah dikonversi untuk sawah dengan menggunakan metode pertanian intensif. Perbandingan pupuk sintesis dan pupuk kandang yang digunakan adalah 1:2. Laju penguraian pupuk berbanding 2:6. Untuk menguraikan pupuk tersebut diperlukan air sebanyak 1000 liter per bulan per hektar lahan. Untuk menghasilkan 5 ton gabah kering per tiga bulan diperlukan 100 kg pupuk sintesis. Untuk mengejar target produksi tahunan sebesar 5 M ton per tahun apa yang harus dilakukan jika pemakaian pupuk tidak boleh lebih dari 150 kg per hektar.dik : banyaknya pupuk yang digunakan = pupuk sentesis : pupuk organik
jawab
dik : pupuk yang digunakan = sentesi : organik= 1 : 2
laju penguraian = pupuk sentesis : pupuk organik= 2 : 6
air yang digunakan untuk penguraian pupuk = 1000 l/bulan/ha
100 kg pupuk sentik untuk menghasilkan 5 ton gabah kering/3 bulan
satu hektar lahan tidak boleh lebih 150 kg pupuk yang digunakan
terget produksi satu tahun 5 mega ton

dit : yang jadi per masalah ndisini adalah apa sih yang dilakukan untuk mencapai target tersebut. Dalam hal ini kita tentunya mempunyai pendapat dengan manambah lahan dan mengoptimalkan pupuk

dij :
target yang ingin di capai adalah 5 Mega ton = 5.000.000 ton per tahun
karena dalam satu tahun ada 4 kali panen jadi
5.000.000 ton : 4 = 125000
jadi untuk mencapai target yang harus dilakukan minimal setiap panennya 125.000 ton per 3 bulan. nah lalu apa yang dilakukan untuk mencapai nilai tersebut.

untuk menghasilkan 5 ton gabah kering di perl ukan 100 kg pupuk sentesis dan dapat kita ketahi dengan per bandingan 1:2 pupuk organik yang digunakan sejumlah 200 kg, jika kita total maka pupuk yang digunakan adalah 300 kg. nah lalu kita liat lagi untuk mencapai target pupuk yang diper lukan per hektarnya 150 kg, jadi untuk menghasilkan 5 ton gabah kering per tiga bulan tanah yang digunakan 2 hektar.maka kita dapat membuat pembanding 5 ton saja untuk masapanen 3 bulan membutuhkan tanah 2 hektar.

untuk mencapai target tanah yang dibuthkan adalah
125000 ton (target) : 5 ton (perolehan awal) = 25000 ton
maka dapat dihitung dengan cara
gabah kering awal = target gabah kering
hektar awal hektar target
5 ton = 125.000 ton
2 ha hektar target
hektar target = 50.000 ha/3 bulan
jadi untuk mencapai target 5 M ton = hektar target per 3 bulan x 4 kali panen salama satu tahun = 50.000 x 4 = 200.000 ha untuk memperoleh target dalam setahun maka diperoleh 200.000 hektar tanah yang diper lukan

pupuk yang digunakan
hektar mengunakan pupuk adalah 150 kg
untuk mencapai target yang seluasnya didapat 200.000 hektar adalah
150 x 200.000 = 30.000.000 pupuk
20.000.000 pupuk organik dan 10.000.000 pupuk sentesis
2.untuk menaikan pH air dikawasan budidaya perikanan dari 4 menjadi 5 diperlukan 100 ton kapur per bulan . jika 1 liter air dengan pH 4 perubahan menjadi 5 diperlukan 1 gram kapur. Berapakah jumlah air yang digunakan dalam kegiatan budidaya perikanan tersebut perbulan

jawab
dik : sakala laboratorium jumlah kapur(a) 1 gram = 0,001 kg
jumlah air(a) = 1 liter
skala perairan jumlah kapur(b) 100 ton = 100.000 kg
dij : berapa jumala air(b) yang digunakan dalam perairan

skala laboratorium = skala perairan
jumlah air(a) = jumlah air(b)
kapur(a) kapur(b)
1 liter = jumlah air 0,001 kg 100.000 kg
jumlah air(b) = 100.000.000 liter
jadi air yang diper lukan adalah 100.000.000 liter untuk menaikan pH kawasan perairan yang semula 4 menjadi 5.

3. sebutkan enam sungai besar yang berasal dari pegunungan meratus dan bermuara dikawasan rawa (cekungan Barito) dan di sungai Barito.
jawab
1. sungai negara

2. Sungai Pekapuran

3. Sungai Amandit

4. Sungai Kapuas

5. Sungai Tabuk

6. Sungai Kahayan

Pantai Takisung

Pantai takisung ini terletak di seberang pulau jawa tepatnya di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Daerah ini sebenarnya banyak terdapat hutan manggrove hanya saja banyak tebang untuk lahan pertanian. Disini jika didaerah yang airnya mulai payau maka jarang terjadi banjir karena banyak terdapat rawa sedangkan daerah yang benar- benar di pantainya sering terjadi banjir karena tidak adanya tumbuhan yang mampu menahan air maka air yang naik dari laut langsung menyerbu perkampungan penduduk, air yang naik tersebut penduduk disini disebut air pasang.

Pantai ini sudah termasuk perkampungan penduduk yang ramai karena sering dikunjungi para wisatawan dalam negeri mereka datang kesini karena meliat keindahan pantai dan juga karena di sepanjang pantai banyak terdapat rumah- rumah penduduk dan terdapat jalan raya yang menghubungkan perkampungan ini dengan beberapa daerah disekitarnya. Berdasarkan hasil wawancara yang saya dapatkan penduduk di pantai ini bermata pencaharian sebagai nelayan dan petani. Para penduduk disini melaut pada bulan maret sampai dengan bulan oktober karena menurut pendapat warga disekitar pantai pada bulan itulah laut dapat diarungi karena pada saat itu ombak tidak terlalu tinggi dan badainya turun tapi walaupun pada saat laut dapat diarungi para pelaut ini pun kadang hasil melautnya dapat banyak. kadang tidak. Hasil laut ini dijual kepada para pemborong, kadang dari pemborong sendiri akan menjual hasil keluar daerah seperti ke pulau jawa. Sedangkan untuk kehidupan bertani penduduk disini di selingi jika siang hari mereka pergi ke sawah sedangkan pada malam hari mereka pagi melaut, di daerah ini cara mereka bertanam padi pun berbeda yaitu tiga kali bertanam, yang pertama mereka bertanam benih dengan cara disemaikan setelah berumur 14 hari lalu dipindahkan ke lahan setelah itu pada saat berumur sudah lumayan untuk dipindah lalu dipindahkan lagi kelahan yang sudah siap untuk ditanami padi. Di sini para penduduk menyebutnya panen tahunan karena hasil dari tanaman tersebut hanya dapat diperoleh satu tahun sekali nama bibit padi yang mereka tanam disini yaitu siam.

Daerah ini belum termasuk maju karena penduduk disini belum mendapatkan air yang layak untuk di konsumsi karena selama ini mereka mengkonsumsi air payau.air payau memang dapat untuk dikonsumsi tapi tidak terlalu bagus untuk kesehatan. Air payau ini pun sangat susah sekali didapat karena harus menggali sumur itupun bisa saja air yang didapat masih air laut.

Menurut penduduk setempat binatang yang hidup disini terbagi dua yaitu ada yang hidup di laut dan hidup di darat. Binatang yang hidup di laut antara lain ikan dan binatang laut yang lainnya sedangkan binatang yang hidup di darat antara lain monyet, ikan gabus, dan binatang lain yang biasanya hidupnya di darat. Tapi karena daerah Pantainya yang sudah tercemar karena limbah – limbah pabrik yang berupa logam- logam berat yang ada di pantai tersebut akibatnya Banyak biota- biota laut yang mati akibat pabrik ini dan di pantai ini pun sudah terjadi abrasi jadi pantai ini sudah tidak indah lagi akibat adanya siring – siring yang ada di pinggir pantai dan di siring tersebut menjadi tumpukan sampah para penduduk yang ada disini.

beberapa contoh gambar kerusakan pantai akibat abrasi di pantai takisung:

1. siring yang dibuat untuk menahan abrasi

2.sampah berserakan akibat pantai menjadi tidak indah

3. siring batu membuat pantai takisung menjadi tidak indah


LAHAN BASAH YANG ADA DI PERMUKAAN BUMI

Lahan basah mendapatkan dan kehilangan air dengan berbagai macam cara. Sumber air bisa berasal dari hujan, sungai dan air tanah atau air pasang dari laut. Pasang air laut dapat menyebabkan kawasan lahan basah menjadi payau, sehingga terjadi gradient lapisan air, dengan air tawar berada di bagian atas dari air laut. Lahan basah non pasang surut biasanya menjadi lahan basah air tawar dan memperoleh air umumnya dari sumber-sumber air tawar seperti hujan dan sungai. Namun di beberapa tempat menjadi asin akibat kadar garam tanah yang tinggi dan menjadi lebih terkonsentrasi pada saat air tergenang tidak mendapatkan tambahan masukan air dan tidak ada pengeluaran air dan pada saat yang sama terjadi evavorasi yang tinggi.
Lahan basah melingkupi kawasan strategis yang memisahkan ekosistem daratan dengan ekosistem akuatik. Sehingga lahan basah dapat mencegat air larian dari daratan dan menyaring polusi dan sediment sebelum masuk ke badan air. Berapa atribut lahan basah mempunyai pengaruh potensial terhadap aliran bahan kimia dan sedimen sebelum masuk ke dalam badan air. Hal ini dikarenakan vegetasi lahan basah selain memperlambat aliran air juga dapat memfilter substansi kimia tertentu, sehingga menjadikan sediment tertahan dan bahan-bahan kimia dapat terseleksi, akhirnya sebagian tertahan di kawasan lahan basah. Tingginya tingkat produktivitas mengarah kepada tingginya pengambilan nutrisi, sehingga tanaman yang mati dapat langsung terbenam. Nutrisi yang diambil oleh vegetasi di lahan basah menyebabkan tidak tersedianya nutrisi untuk mendukung blooming algae.
Lahan basah menjadi tempat berkumpul, mencari makan, bertelur, menetas, berkembang biak, dan membesarkan anak-anaknya bagi berbagai macam burung (aves), ikan, reptile bahkan insekta. Beberapa hewan dan tumbuhan hanya dapat hidup di lahan basah, misalnya di rawa pantai. Namun demikian ada organisme yang menggunakan lahan basah hanya sebagai tempat persinggahan, mengungsi dan mencari makan, bukan sebagai habitat utama.
Lahan basah menekan erosi bibir pantai dengan cara memperlambat laju kecepatan air dan mereduksi energy gelombang. Akar dan rhizome vegetatasi lahan basah menstabilisasi substrat. Sementara batang dan daunnya memperlambat arus air. Walapun tidak bervegetasi, kemiringan alami lahan basah menjadi buffer untuk erosi bibir pantai. Energi gelombang dan pasang dipecah sebagai mana air memecah di lahan yang datar.berikut adalah contoh- contoh karakter dari lahan basah tersebut:

a.Sydney Bay, Sydney Australia

Sydney Bay merupakan salah satu contoh teluk. Teluk adalah tubuh perairan yang menjorok ke daratan dan dibatasi oleh daratan pada ketiga sisinya. Teluk adalah kebalikan dari tanjung, dan biasanya keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama. Sydney Bay merupakan daerah berbatasan dengan air tanah pada tiga sisinya dan dengan posisinya 33051’16,30”S 151012’54,31”E. Hal ini juga biasanya memiliki air tenang.

b.Firth of forth, Edinburgh, UK
Firth of Forth yang terletak di pantai timur tengah Skotlandia ini adalah kompleks estuarine situs, mulai lebih dari 100 km dari Sungai Forth di Stirling timur Edinburgh dan terakhir di sepanjang pantai dari Fife Lothian Timur dan lebar ke mulut muara dan dengan posisinya 55059’53,92”N 3016’40,92”W. Dimana ia mengalir ke Laut Utara antara Fife ke utara, dan West Lothian, Kota Edinburgh, dan East Lothian ke selatan. Berbagai pesisir dan intertidal habitat ini dapat ditemukan di dalam situs ini, termasuk saltmarshes, bukit pasir, sistem grasslands laut, dan rumput rawa, jurang lereng, sirap dan payau lagoons. Di Luar Firth, yang diversifies pantai, dengan pasir pantai, beberapa batu outcrops, remis buatan beberapa tempat tidur dan dinding laut.

c.Kuala Lupak (Tabungaen)



Kawasan kuala merupakan salah satu kawasan yang sangat produktif. Disini tempat mencari makan (feeding ground), tempat perkawinan (breeding ground) bagi berbagai jenis ikan dan bahkan terdapat sarang dari berbagai jenis hewan lainnya. Mereka semuabbergantung kepada kekayaan makanan yang tersedia contohnya Kuala Lupak merupakan salah satu contoh Hutan mangrove di Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Indonesia. Hutan mangrove atau mangal adalah sebutan umum yang digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin dan dengan posisinya yaitu 114°22’40” - 114°29’30” E, 3°27’20” - 3°30’20” S. Hutan mangrove seringkali disebut pula sebagai hutan pantai, hutan pasang surut, hutan payau, atau hutan bakau. Ekosistem ini merupakan salah satu sumber daya wilayah pesisir yang sangat produktif. Hutan mangrove merupakan ekosistem yang kompleks terdiri atas flora dan fauna daerah pantai, hidup sekaligus di habitat daratan dan air laut antara batas air pasang dan surut
Hutan mangrove memiliki ciri-ciri terpengaruh pasang surut, bersubstrat lumpur, pohon dapat mencapai tinggi 30 m, tumbuh di pantai yang merupakan jalur yang dilewatinya. Jenis-jenis yang tumbuh mulai dari laut ke darat adalah Avicennia, Rhizophora, Sonneratia, Xylocarpus, Lumnitzera, dan Bruguiera.
Komunitas fauna hutan mangrove membentuk percampuran antara dua kelompok, yaitu kelompok fauna daratan/terestial yang umumnya menempati bagian atas pohon mangrove, terdiri atas insekta, ular, primata, dan burung. Kelompok fauna perairan/akuatik terdiri atas dua tipe, yaitu yang hidup di kolom air terutama berbagai jenis ikan dan udang, yang menempati substrat baik keras (akar dan batang pohon mangrove) maupun lunak (lumpur) terutama kepiting, kerang, dan berbagai jenis invertebrata lainnya.

Selasa, 16 Juni 2009

Polusi perairan

POLUSI AIR

Kolam dan danau di taman-taman kota merupakan elemen taman buatan manusia maupun alami yang tetap mempunyai siklus kehidupan. Barebo (1994) menyatakan bahwa pada awalnya kolam tersebut tampak seimbang, bersih, segar dan jernih dengan mekanisme pembersihan air yang alami. Selanjutnya pada tahap/usia pertengahan dimana terlihat peningkatan kandungan air diluar keseimbangan danau, peningkatan berlebih mekanisme pembersihan alami, menyebabkan pertumbuhan gulma dan alga. Pada akhirnya, memasuki "usia tua", kolam menjadi tanah rawa yang dangkal atau tanah berawa-rawa.
Banyak alasan yang menunjukkan fakta bahwa air merupakan salah satu sumberdaya alami yang sangat dibutuhkan namun juga sangat disepelekan dengan sedikit pengelolaan/ manajemen yang benar. Ketidaktahuan akan pengelolaan air telah menyebabkan banyak persoalan-persoalan penting terutama di perkotaan. Kurangnya pengetahuan tersebut menjadikan beberapa orang/individu sebagai seorang ahli. Pada saat kita tidak mengetahui akar permasalahan yang sebenarnya kita dapat menggunakan opini/pendapat para ahli tersebut. Hanya agronomis yang merupakan ahli lapangan rumput, sedangkan "limnologis" merupakan ahli pengelolaan danau dan kolam. Anda tidak akan memanggil limnologis untuk menolong anda jika terdapat permasalahan jamur pada rumput anda. Yang paling tepat, limnologis merupakan pilihan/ sumber informasi terbaik saat memutuskan persoalan pengelolaan kolam dan danau.
Beberapa materi tulisan ini berasal dari penelitian yang dilakukan beberapa limnologis terkemuka di dunia, antara lain Dr Blackburn dan Dr Boyd dari Auburn University, yang sama hebatnya dengan Dr. Avault dari LSU. Empat puluh tahun pengalaman praktek pengelolaan danau oleh Otterbine juga merupakan sumber pengetahuan yang besar.
Pada bab ini akan didiskusikan tentang pengelolaan kolam taman kota dengan permasalahan umumnya yang dapat dihubungkan dengan kolam buatan, diantaranya; pertumbuhan alga dan gulma air yang berlebihan, bau busuk, matinya ikan-ikan, dan tumbuh kembangnya nyamuk dan serangga lain secara berlebihan. Kita akan membahas ekologi kolam, apa penyebab persoalan pengelolaan air, metode pengelolaan alternatif, aerasi, dengan keuntungan-keuntungannya.
Sebagai praktisi dan profesional lanskap, kita sadar akan tanggung jawab kita sebagai penjaga lingkungan. Taman kota dan bentukan lanskap lainnya telah terbukti mempunyai dampak yang positif pada lingkungan. Penelitian yang telah dilakukan mengindikasikan bahwa sumber daya air sepatutnya juga di kelola di taman-taman kota dan tempat lainnya, sehingga air yang keluar dari taman kota kualitasnya akan lebih baik dibanding saat masuk. Kita akan menitik beratkan pada keseimbangan. Disaat kita membiarkan kolam keluar dari keseimbangan, kita akan mendapatkan masalah pengelolaannya. Untuk memperoleh banyak dari bahan materi ini, sangat penting untuk diingat yaitu issue keseimbangan kritis dan apa yang menyebabkannya.
Permasalahan Kolam
a. Pertumbuhan Alga dan Gulma Air
Menurut Blackburn dan Boyd dalam Barebo (1994) salah satu indikasi pertama miskinnya kualitas air, terutama tingginya tingkat kandungan fosfat adalah pertumbuhan alga dan gulma air secara hebat. Berkembang secara hebat alga microskopik dan filamentous yang tidak dapat dilihat dan dapat merusak semua ketenangan kolam dan danau. Alga planktonik adalah tanaman bersel satu dan banyak yang dapat ditemukan di dekat permukaan atau epilimnion. Mereka sering dijumpai berwarna hijau terang dan membuat danau seperti soup kacang berwarna hijau. Sebuah danau dengan alga plankton yang berlimpah berjalan dalam resiko yang disebabkan oleh habisnya oksigen atau keadaan bahaya stress. Sering selama hari berawan atau malam akhir, jenis alga ini menggunakan semua persediaan oksigen dan membuat terbunuhnya ikan-ikan yang ada.
Perkembangan alga planktonik yang berlebihan dapat digunakan sebagai filter sinar ultraviolet, sehingga dapat melindungi tanaman-tanaman penting yang berakar di dasar kolam atau alga filamentatous. Alga tersebut atau Benthic merupakan tipe alga yang sulit untuk di kontrol. Tanaman-tanaman ini tumbuh tumbuh di dasar kolam (zona benthic), jika putus mereka akan mengapung dipermukaan air, jenis alga ini juga sering disebut sebagai alga kapas. Kemungkinan tipe gulma yang paling sulit untuk dibasmi adalah tanaman-tanaman vaskular berakar dalam. Tanamna-tanaman ini sering mempunyai kantung udara kecil yang menyebabkan mereka dapat membantu gulma mengapung dan menjaga pada posisinya. Semua jenis gulma dan alga hanya mempunyai satu keuntungan yaitu mereka dapat mengurangi ketersediaan hara berlebih di dalam kolam.
Kualitas air yang jelek ditunjukkan oleh beberapa efek samping yang negatif, diantaranya :
• Pertumbuhan tanaman dan alga yang hebat,
• Tersumbatnya kepala sprinkler,
• Tersumbatnya aliran irigasi,
• Terbentuknya lumpur (pengurangan kapasitas menahan air),
• Bau yang tidak menyenangkan,
• Bentuk keindahan yang tidak menyenangkan.
Kejadian biasa tentang berkembangnya alga dan pertumbuhan hebat gulma mengindikasikan tingkat hara di dalam kolam terlalu tinggi. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya lumpur di dasar kolam, rendahnya tingkat kandungan oksigen, atau anak sungai memberikan tambahan endapan ke dalam kolam. Demikian juga dengan kondisi air yang menghangat yang disebabkan stratifikasi panas dan kehilangan kedalaman danau yang menimbulkan tanah berawa, dan selanjutnya dasar kolam meningkat terus persoalan-persoalan yang dialami.

b. Bau
Persoalan bau di kolam secara umum disebabkan oleh empat penyebab, antara lain ; rendahnya tingkat kandungan oksigen menyebabkan kondisi anaerob, beberapa tipe alga, polusi kimia, dan kondisi geologi. Dengan peningkatan tingkat kandungan oksigen dan berputarnya air kaya oksigen di dalam kolam, kondisi anaerob dapat diminimalkan dan gas bau dapat dihilangkan dari air. Persoalan bau yang disebabkan polusi kimia dapat diselesaikan dengan cara pencarian lokasi sumber bau dan menghentikan masuknya zat kimia tersebut kedalam kolam. Disamping itu terkadang zat dasar geologi tanah area kolam seperti kandungan sulfur (belerang) dan besi yang sangat tinggi dapat pula menyebabkan bau kurang sedap. Kondisi-kondisi tersebut secara umum tidak dapat diatasi dengan aplikasi filter (saringan).
c. Perkembangbiakan Serangga
Beberapa type serangga, khususnya nyamuk, dapat bertelur hanya di air yang diam. Populasi nyamuk yang tidak dikehendaki dapat dikurangi dengan perputaran konstan dari permukaan air danau atau kolam serta dengan mengurangi kemungkinan penempatan telur serangga tersebut. Tanaman alga yang mengapung dipermukaan kolam atau gulma air dapat juga digunakan sebagai tempat bertelur beberapa serangga yang kemungkinan sebagai penyebar penyakit bagi manusia.
Pemecahan Masalah
a. Kontrol Mekanik
Barebo (1994) menyatakan bahwa beberapa metode dapat diterapkan untuk menyelesaikan masalah yang meliputi semua aspek kolam dan danau. Mari kita melihat beberapa metode umum dalam pengelolaan kolam. Kontrol mekanik merupakan metode tertua pengelolaan alga dan gulma air. Mesin penggali lumpur, menuai gulma, penggaruk, pembatas benthic, dan cara mekanikal lainnya yang digunakan untuk menghilang-kan/ memindahkan keluar alga dan tanaman air beserta sistem perakarannya. Metode-metode tersebut dapat efektif dalam beberapa cara. Dengan memindahkan materi tanaman dari air atau menutupinya dalam kasus pembatas benthic sehingga penampilan kolam dapat diperbaiki.
Penuai merupakan salah satu solusi yang digunakan untuk mengambil gulma yang mengapung, alga dan puing-puing sisa dari kolam dengan mengambilnya dari permukaan. Hal ini merupakan cara yang paling mudah dan efektif menghilangkan gulma dan kumpulan akibat hara lainnya dari kolam secara permanen. Bagaimanapun juga proses/cara ini membutuhkan biaya yang mahal dan mempunyai efek jangka pendek.

Ketika kolam menjadi eutropic dan lumpur terbentuk di dasar kolam, kemungkinan tidak ada alternatif lain tetapi mesin penggaruk/penggali lumpur dapat dilakukan. Dengan menghilangkan material tanaman, sumber hara potensial juga hilang dari kolam. Bagaimanapun juga, kontrol mekanik terbilang mahal, kerja buruh yang intensif dan diulangi jika tanaman tumbuh kembali. Metode ini dilakukan jika mulai tampak gejala rendahnya kualitas air dan pengelolaan kolam yang minim daripada mencari penyebabnya. Pembuangan materi tanaman air dan materi penggarukkan kembali dengan cepat akan menjadi biasa dan mahal.
b. Kontrol Kimia
Kontrol kimia kemungkinan merupakan metode paling populer dalam mengontrol tanaman air. Herbisida dapat diaplikasikan dalam kolam atau danau untuk membunuh alga dan gulma. Keuntungan metode kontrol kimia ini diantaranya cepat, dapat juga mengontrol masalah yang sulit sekali serta dapat digunakan untuk mengeliminasi tipe tertentu tanaman yang tidak diinginkan.
Bagaimanapun juga, sejak herbisida dapat membunuh gulma kemudian tenggelam ke dasar kolam lalu mulai terjadi dekomposisi akibatnya terjadi kekurangan oksigen, ikan mati dan bau air terproduksi. Sebagai tambahan, herbisida juga dapat membunuh bakteri yang menguntungkan yang dapat menolong menghancurkan hara. Saat herbisida dimasukan dalam air, mereka mendorong pemakaian oksigen sehingga terjadi kekurangan oksigen atau situasi stress. Kontrol kimia tidak dapat membantu kualitas air, mereka hanya digunakan saat gejala menurunnya kualitas air, serta pertumbuhan hebat alga dan gulma air.
Bahan kimia yang digunakan kemungkinan diaplikasikan dengan tangan. Perhatian besar dan kehati-hatian harus digunakan untuk memastikan pemakaiannya sudah tepat. Beberapa negara bagian di Amerika mewajibkan orang yang mengaplikasi metode ini adalah orang yang telah mendapatkan lisensi. Sangat penting untuk mengetahui petunjuk pemakaian pada dos dan teknik aplikasi yang dibutuhkan. Pastikan untuk hanya menggunakan bahan kimia yang telah disetujui badan berwenang. Hal ini penting karena bahan kimia ini digunakan pada kolam yang bersifat statis (air diam). Banyak herbisida yang merupakan gabungan produk dengan tambahan metal berat pada tabel air. Jika dalam aplikasi menggunakan zat tersebut maka terbentuk tembaga yang bersifat racun dalam kolam.
Kepercayaan terhadap program kimia merupakan solusi parsial. Pendekatan kimia terlalu mahal, dan dibutuhkan ijin serta dilakukan pembatasan yang semakin ketat sepanjang waktu. Sejak produk herbisida digunakan, terdapat resiko bagi lapangan rumput dan lahan tanaman air yang digunakan sebagai lahan irigasi. Produk kimia lain seperti "lake dyes" dapat efektif jika diaplikasikan dalam kolam dan danau anda. Zat "lake dye" merupakan penghalang proses fotosintesa. Salah satu produknya adalah dyeblue. Zat ini menutupi pemanasan sinar matahari ke dalam kolam dan pertumbuhan gulma air jadi lambat. Sehingga lake dyes dapat digunakan dalam membantu kolam dengan topeng atau menutupi persoalan. Zat tersebut dibuat dalam bentuk cair dan bubuk. Pilihan terhadap zat ini sangat cocok karena telah disetujui oleh EPA. Sekali lagi anda harus memastikan perhatian anda untuk menggunakan zat ini terutama pada kolam dan danau yang tidak mempunyai pintu keluar. Lake dye dapat menolong anda sebagai zat estetik tambahan karena setelah aplikasi air terlihat berwarna biru. Area air di kedalaman yang kotor dan tidak menarik dapat disamarkan dengan penggunaan zat ini.
c. Kontrol Biologi
Metode penting ketiga dalam pengelolaan kolam dan danau adalah kontrol biologi. Metode paling populer dan banyak digunakan yaitu dengan mengenalkan ikan pemakan gulma atau rumput air. Ikan-ikan ini dapat secara efektif dalam mengontrol pertumbuhan gulma air yang hebat. Teknik ini merupakan cara yang murah dengan jangka waktu yang lama dan akibatnya tidak dibutuhkan tenaga kerja untuk menghilangkan persoalan kolam.
Ikan-ikan ini termasuk pemakan yang tidak pilih-pilih, tumbuh sampai seberat 20 kilogram. Bagaimanapun juga, mereka hanya memakan tanaman air yang ada serta memakan alga jika tanaman air tidak ditemukan. Penggunaan jenis yang tidak merupakan spesies asli berakibat penghancuran ikan spesies asli serta merusak rantai makanan yang telah ada. Dengan hilangnya semua pertumbuhan tanaman air dalam kolam mengakibatkan sumber oksigen hilang dan akhirnya menghasilkan bau serta beberapa masalah kualitas air terbentuk.
Metode kontrol biologi kedua adalah mengenalkan lahan basah/area berair (wetland) di area dimana air dan aliran permukaan (run-off) menuju kedalam kolam. Area lahan basah ini dapat membantu dengan dua fungsi. Pertama, untuk memperlambat pergerakan air ke dalam kolam, mengurangi erosi dan masalah aliran air. Kedua, pertumbuhan tanaman intensif di area lahan basah digunakan sebagai pengendap hara bagi air kaya hara yang mengalir menuju kolam. Tanaman-tanaman pada lahan basah secara nyata menyerap hara sebelum mereka masuk ke dalam kolam. Hal ini akan menyebabkan kualitas air sangat tinggi dan tingkat hara organik yang rendah.
Metode ketiga dalam kontrol biologi ini adalah penggunaan vaskular, akar tanaman sebagai penghalang. Teknik ini diawali sekitar lima tahun yang lalu oleh Dr. Blackburn, dimana orang menyebutnya "aquascaping". Dr Blackburn menyebut teknik ini sebagai "lini pertama pertahanan". Dengan penanaman beberapa tanaman pada zona littoral, mereka akan menyerap hara sebelum masuk ke dalam kolam. Hal ini akan menolong merendahkan kandungan hara, pertumbuhan gulma air, serta bakteri negatif. Metode ketiga dalam kontrol biologi ini adalah penggunaan vaskular, akar tanaman sebagai penghalang. Teknik ini diawali sekitar lima tahun yang lalu oleh Dr. Blackburn, dimana orang menyebutnya "aquascaping". Dr Blackburn menyebut teknik ini sebagai "lini pertama pertahanan". Dengan penanaman beberapa tanaman pada zona littoral, mereka akan menyerap hara sebelum masuk ke dalam kolam. Hal ini akan menolong merendahkan kandungan hara, pertumbuhan gulma air, serta bakteri negatif.
Bentuk yang sangat efektif yaitu dengan pembatasan masuknya hara kedalam kolam dengan cara membuat pembatas atau aplikasi zona bebas pemupukan di sekeliling kolam. Pembatas ini merupakan bentukan topologikal sederhana dimana menghalangi terjadinya aliran permukaan dari sekeliling kolam yang mengalir langsung ke dalam air. Perangkap hara di area tanah digunakan sebagai pencuci air ke dalam kolam. Dan masalah sederhana untuk membuat zona di sekeliling kolam anda dimana pemupukan minimalis digunakan.
Bentuk akhir dari kontrol biologi adalah mengenalkan cara penambahan bakteri tambahan ke dalam kolam. Beberapa perusahaan swasta telah memproduksi bakteri. Mereka diaplikasikan dengan bentuk cair maupun bubuk. Bakteri aerob mengkonsumsi oksigen dan membantu mempercepat penghancuran hara. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan aerasi dan bakteri secara bersama-sama, 2 sampai 6 inch pengendapan dasar kolam dapat dikurangi per tahunnya.
Hal ini merupakan catatan menarik terhadap semua metode diatas yang dapat mengatasi semua permasalahan. Keputusan terhadap gejala telah berlawanan dengann penyebab sebenarnya dari rendahnya kualitas air. Semakin awal kita dapat mengidentifikasi tiga faktor rendahnya kualitas air yaitu suhu, hara dan oksigen, semakin cepat menemukan akar permasalahan pengelolaan kolam dan danau. Tidak ada metode yang paling tepat untuk mengatasi secara total ketiga faktor tersebut.
d. Aerasi Sebagai Solusi
Definisi aerasi adalah penambahan oksigen ke dalam air. Bagian penting kedua tentang aerasi yang berhubungan dengan industri kita adalah aerasi merupakan sirkulasi dan penghancuran stratifikasi panas air dalam kolam. Aerasi dalam disiplin ilmu yang ditemukan di Inggris selama revolusi industri. Mahabesar Archimedes mengemukakan bentuk air kedalam udara, dengan kata lain menangkap oksigen atmosfer dan memindahkannya kedalam kolom air.
Aerasi masih digunakan sampai hari ini sebagai bagian penting pendekatan dalam menangani sampah industri maupun rumah tangga. Secara nyata, aerasi merupakan perlakuan penting terhadap air sehingga dapat digunakan sebagai irigasi rumput. Sebagai awal, anda coba dalam percobaan mini terhadap tanaman di lapangan golf. Bagaimana cara aerator dapat meningkatkan kualitas air dan mengontrol pertumbuhan gulma?, dihubungkan dengan pengaruh tiga faktor utama kolam yaitu oksigen, hara dan suhu. Dengan meletakkan oksigen kedalam air, aerator mendorong koloni yang kuat terhadap bakteri aerob yang mana dapat turun ke dasar kolam sehingga dapat membersihkan hara organik dan sampah yang terbentuk. Tingkat oksigen yang tinggi menghalangi pencernaan oleh bakteri anaerob, yang dapat mengakibatkan siklus hara dan bau busuk. Terjadinya proses penghancuran oksigen di dasar kolam dapat mengakibatkan terhalangnya keluarnya phosfor (P) dari endapan, sehingga membatasi sumber penyediaan hara.
Tingkat pemompaan dan tingkat sirkulasi yang tinggi suatu aerator dapat mematahkan stratifikasi panas, mencampur air dingin di dasar kolam dengan air hangat di permukaan air, dapat menyebarkan oksigen ke semua bagian kolam. Dengan mendorong air dingin di dasar ke atas bagian kolam maka lapisan air di permukaan menjadi dingin sehingga pertumbuhan alga lambat. Alga bersel satu tercampur di dasar kolam dimana meningkatkan waktu pertumbuhan di area gelap dapat mengurangi pertumbuhan dan reproduksinya.
Tingkat pemompaan dan tingkat sirkulasi yang tinggi suatu aerator dapat mematahkan stratifikasi panas, mencampur air dingin di dasar kolam dengan air hangat di permukaan air, dapat menyebarkan oksigen ke semua bagian kolam. Dengan mendorong air dingin di dasar ke atas bagian kolam maka lapisan air di permukaan menjadi dingin sehingga pertumbuhan alga lambat. Alga bersel satu tercampur di dasar kolam dimana meningkatkan waktu pertumbuhan di area gelap dapat mengurangi pertumbuhan dan reproduksinya.
Berdasarkan hal diatas anda dapat melihat, aerasi efektif berpengaruh terhadap tiga faktor utama; suhu, hara dan oksigen. Sebagai tambahan, ketiga faktor itu membantu reaksi kimia yang menguntungkan akibat aerasi dalam air. Aerasi menambah oksigen ke dalam air yang membantu proses oksidasi. Oksidasi dapat membantu air melepaskan diri dari pengaruh kandungan besi (Fe) dan melarutkan phosfor (P). Persoalan yang timbul yang berhubungan dengan pertumbuhan rumput adalah kondisi besi yang tinggi, besi dalam air irigasi dapat menyebabkan noda di jalan dan gedung.
Federasi pengontrol polusi air memberitahukan kepada kita bahwa kandungan besi yang dapat menyebabkan noda sekitar berjumlah 0.3 ppm atau mg/l. Pada sistem aerasi, konsentrasi dapat diturunkan sampai konsentrasinya pada 0.1 ppm atau mg/l. Bukti ilmiah menunjukkan aerasi dapat menolong memperlunak atau merendahkan pH air yang tinggi. Bagian ini yang menyebabkan bercampurnya karbondioksida yang banyak di dasar kolam dibanding dikeseluruhan kolom air.
Pada akhirnya penelitian yang menunjukkan phosfor sebagai unsur terbesar penyumbang hebatnya pertumbuhan tanaman air. Dengan aerasi air, kita dapat mengoksidasi phosfor. Ini merupakan reaksi kimia yang menyebabkan sedikitnya partikel phosfor pada padatan (koagulat) dan saat mereka menjadi terlarut air maka tidak dapat di cerna oleh tanaman air.
Keuntungan Aerasi
Aerasi dapat menolong mempertahankan tiga faktor ekologi kolam yaitu suhu, hara dan oksigen dalam keseimbangan. Dengan meningkatnya kualitas air maka menjadi kecil pertumbuhan gulma air dan ledakan alga, sedikit terbentuk lumpur di dasar kolam, bau hilang dan perkembangan serangga terhambat. Hal ini merupakan dampak positif dari efisiensi sistem irigasi dan pemompaan, lingkungan dan estetika. Aerasi dapat secara langsung menyerang akar permasalahan yaitu rendahnya kualitas air. Hal ini merupakan metode pengelolaan kolam paling ekonomis dan menjanjikan. Tidak terdapat efek samping dan dapat membantu ekosistem alami. Dengan mencatat setiap penyebab miskinnya kualitas air maka dapat dilakukan tindakan pencegahan dan proaktif di alam. Tindakan pencegahan merupakan pengelolaan kolam yang paling baik. Tidak ada tindakan yang selalu benar di lapangan dalam pengelolaan kualitas air.